Hari ini pulang kursus di bus, lihat anak bujang usia SMP lagi berdiri tepat di depan ku, dia ganteng, bermata abu abu bening dan trendi, yang menarik perhatianku adalah wajahnya itu dari masuk bus selalu mengulum senyum trus lanjut lagi senyum senyum didalam bus.. dan sepanjang perjalanan dia tetap senyum terus sendirian. Masalahnya, senyum itu serupa penyakit cacar, menular. istilah kerennya itu Contagion Effect, kondisi dimana kita jadi terpengaruh untuk ikut senyum senyum sendiri juga, simpelnya kayak orang sedang menguap kalo kita terus memperhatikan saat dia menguap kita juga akan automatis menguap. Atau boleh lah kita sangkutkan dengan kondisi hysteria. Mungkin karena aku telah terkena Contagion Effect atau hysteria atau apalah istilah psikologi lainnya akhirnya Aku juga tak tahan automatis jadi ikut senyum senyum sendiri juga tapi bukan jatuh cinta, saat beberapa detik aku tersadar kelakuanku yang aneh bin absurd itu, takut orang orang tau, maka ku hentikan segera se...
Puisi kopi AAA Kala aroma kopi AAA terasa begitu lekat menggoda Ku geledah isi lemari dapur hingga ke sudut sudut tak terkira. Hingga akhirnya aku bisa berteriak dengan sedikit bahagia Aha, bintang kejora! Alhamdulillah, masih ada rupanya sisa kopi AAA yang ku hemat hemat pemakaiannya sedemikian rupa. Kuputuskan untuk pemakaian kopi AAA nan limited edition di tanah Eropa ini, hanya ku seduh saat aku sedang kangen akan kampung halaman nan jauh di mata, saat aroma, suasana dan suara gemerisik mesjid menjelang subuh begitu nyata di kepala, saat rasa rindu akan kampung itu tak bisa meruap begitu sahaja.. Bagiku kopi AAA adalah part of Jambi yang membersamaiku di tanah Eropa yang dingin ini, kala hati merasa sedingin pucuk pucuk tanamanku yang merana sudah, sebab diserbu aroma musim dingin. Menggelatuk tulang. Mungkin kehilangan tanaman-tanaman tercinta ini bisa menjadi alibi hatiku yang tiba tiba menghiba, Dan kopi AAA adalah puncak dari kerinduan akan kampung yang hangat dan segenap ...