Langsung ke konten utama

Pahala Ibu Bekerja Sekaligus Ibu Rumah Tangga

Menjadi ibu rumah tangga sekaligus ibu yang bekerja (berkarir) bukanlah hal yang mudah, tentu faktor kelelahan menjadi barometer keberhasilan keduanya, ruang kerja dan waktu bekerja yang tidak berbatas, menjadikan seorang ibu bak superwomen, serba bisa, tangguh. meski terkadang di kerjakan saat sedang hamil besar, nafas sudah ngos-ngosan, ada juga yang mengerjakannya di tengah mengurus beberapa orang anak sekaligus. 

dulu aku berfikir bagaimana bisa begitu. Melihat aktifitas rekan guru seperjuangan saja aku tak habis fikir, bagaimanapun, pekerjaan sebagai guru saja begitu menyita waktu, tak jarang pulang kerja jam 16.00 sore hari, itupun dengan kelelahan yang sangat. itupun harus dilanjutkan menyiapkan menu keluarga, mengurus anak, membereskan rumah. kapan waktu rehatnya. Pagi harinya jam setengah tujuh sudah harus berangkat dari rumah menuju sekolah, begitu seterusnya, setiap harinya. 

Anehnya para ibu ibu super itu tak ada yang nampak seperti korban para tkw, wajah tersiksa, apalagi kurus kering, semua berwajah memesona, rapi, segar, sumringah, dan tentunya subur-subur sekali badanya, tak ada aura kelelahan di sana. nah kok bisa? karena menjadi ibu itu adalah nikmat.. kepuasan bathin. pernah dulu murobi ku berkata "ga tau mbak kenapa badan ummahat itu subur-subur, pola makan, biasa aja, kesibukan malah nambah, mungkin Allah men-setting badan ibu-ibu memang begitu supaya lebih kuat kali ya menjalani aktifitas, mengurus urusan rumah tangga yang banyak itu (ah sun sayang buat mbak pur hi hi kangen tausiahnya meski liqonya hanya sebentar trus di pindahin lagi)

Nah, bagi ibu-ibu muda seperti saya, tentu bukan hal yang mudah lo, kebiasaan hidup yang tidak berpola *untuk urusan mengurus rumah tentunya* saya yang biasanya punya aktifitas banyak, (hi hi sok sibuk bingiit yah) saya terbiasa beraktifitas diluar rumah mulai dari jam setengah enam pagi, pulang hingga menjelang maghrib everyday, rumah hanya untuk tempat istirahat saja. mulai dari kegiatan mengajar di sekolah, tahsin, mengajar dipanti, kajian, mengunjungi Gramedia, (tempat paling favorit buat nongkrong, coz bisa baca buku gratis walaupun ga beli)

Dulu waktu masih sendiri, sempat di omeli oleh emak di rumah, bagaimanapun suksesnya seorang perempuan tetaplah kewajiban sebagai koki keluarga, aktifitas berberes beres ria, adalah tanggung jawab mutlak. itu teori emak.. intinya belajar lah mengurus rumah dari sekarang, nanti kalo sudah menikah, tidak canggung dan sudah biasa dilakukan, aku berkilah.. merasa untuk urusan dapur aku sama sekali tak berbakat... itu kesimpulanku.. jika sudah tak ada bakat untuk apa aku bersusah payah menekuni, mempelajari... ah pikiran dangkalku dimasa itu.. ternyata hari ini semua skill itu ku butuhkan.. tapi tak ada yang telat untuk belajar.

Meski berat sekali awalnya, kebingungan yang sangat, harus apa dan bagaimana. Berbuat apa semestinya, masalahnya semuanya telah menjadi tanggung jawabku sebagai ibu rumah tangga yang tergolong newbie. mengurus rumah, memasak, semua kebutuhan suami harus bisa ku penuhi.. sementara saya tipe wanita pekerja, sempat mengeluh, sempat merasa berat sekali, namun sekali lagi karena ilmu yang masih kurang, pemahaman yang masih dangkal membuat semuanya terlihat berat, benar amal tanpa ilmu sama dengan nihil.. setelah ku cari tau ilmunya, mendalami maknanya, ku baca sebuah artikel istimewa yang menyentil ruang hatiku yang sedang mencari... berkaca kepada putri rasullullah yang begitu melegenda keshalihanya..

Rasulullah SAW berkata kepada Fatimah, menghiburnya ketika melihat Fatimah bersedih dan meminta Rosullullah menyediakan pembantu untuk membantu meringankan pekerjaan rumah tangganya.

”Wahai Fatimah putriku, Jika kau mau aku bisa meminta kepada Allah untuk membantumu,  penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. tetapi Allah SWT menghendaki agar dituliskannya kebaikan dan dihapuskan beberapa kesalahan-kesalahanmu serta diangkat derajat untukmu beberapa derajat.”

“ya anakku Fathimah, untuk kau ketahui, apabila istri menggiling tepung untuk suami dan anak-anaknya, maka Allah menuliskannya satu derajat.”

“anakku, istri yang mengeluarkan berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya, maka Allah menjadikan dirinya dan neraka jaraknya sejauh tujuh buah parit.”

“anakku, apabila ibu yang meminyaki rambut anaknya-anaknya lalu menyisir rambut mereka, mencuci pakaian mereka, maka Allah akan mencatatnya seperti pahala orang yang memberi makan pada seribu orang lapar serta memberi pakaian kepada seribu orang telanjang.”

“anakku, yang lebih utama dari segalanya adalah keridhaan suami terhadap istrinya. apabila suamimu tidak ridho denganmu, maka tidaklah aku akan mendo’akan kamu. ketahuilah wahai Fathimah, bahwa ridha suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT ”

“Anakku apabila seorang perempuan mengandung, maka para malaikat momohon ampunkan dosa untuknya, Allah catat baginya seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan setiap hari. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatnya pahala seperti orang berjihad di jalan Allah Apabila ia melahirkan, maka terhapuslah dirinya dari dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan, dan apabila ia meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan tidak berdosa sedikitpun, dan kuburnya akan menjadi sebuah taman dari taman-taman surga,  Allah akan memberikan pahala seperti seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah seribu malaikat hingga hari kiamat untuknya”

Dari penggalan hadits di atas, Allah sangat menghargai tugas-tugas domestik para ibu rumah tangga dengan pahala yang sangat besar, yang tidak dapat di ukur dengan apapun kecuali ridla Allah dan surga-Nya.

Fathimah putri Rasulullah yang mulia saja harus bersusah payah dalam mengurus rumah tangganya.. bagaimana dengan kita. Insyaallah semua dibalas kebaikan dan pahala oleh Allah Swt. Membuat hidangan untuk keluarga insyaallah pahala, menghidangkan hidangan utk keluarga insyallah pahala. 

Setelah mengetahui keistimewaan menjadi ibu rumah tangga, sungguh menjadi semangat sekali, meski lelah luar biasa, meski hidangan tak selalu istimewa tak jarang terkadang hanya sambel teri, terong, ikan asin, tempe, yang mampu disiapkan, namun berusaha untuk tetap menghidangkan entah nikmat entah tidak,, namun selalu suami habiskan dengan semangat, cukup membuatku bersemangat mencoba menu yang lain,  tentunya hal yang paling malas dulunya kulakukan, dulu saking malasnya mengunjungi dapur, cukup ceplok telor, makan deh.. untuk yang masih mempunyai banyak waktu menikmati masa lajangnya.. belajarlah. Persiapkan diri untuk kelak, sampai pada saat semua tanggung jawab sebagai istri, ibu, menantu akan diamanahkan padamu dan saat itu kau sudah menjadi seseorang yang istimewa.

#catatan seorang istri

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sulitnya masa-masa Awal pernikahan.... ^_^

Rasulullah bersabda, “Aku tidak mencintai dunia dan tidak mengharap apapun darinya. Aku tinggal di dunia ini hanya seperti seorang pengelana yang berteduh sebentar di bawah pohon untuk  beristirahat, lalu pergi meninggalkannya.“  aku juga pernah mendengar bahwa "Sesungguhnya hari ini adalah hari pemberian Allah, tidaklah pantas untuk di isi dengan kelalaian dan kemaksiatan.  Sejenak aktifitas terhenti aku termenung, membaca daftar mimpi-mimpi yang ingin ku raih, disetiap pertambahan umurku.  Berangkat dari pemahamanku tentang waktu, yap... aku tipe orang yang suka sekali merencanakan hidup, dengan begitu aku merasa punya target dan arah yang jelas untuk hidupku, walaupun ku tahu tak semua mimpi-mimpi itu bisa kuraih dengan mudah, tapi mengutip kata arai (sang pemimpi, andrea hirata) "bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu." Aku optimis hidupku akan penuh dengan kebaikan dan penaklukan. Menurut daftar mimpiku tahun ini, aku akan melesat jauh meninggalkan kerama

Resep Nastar kualitas premium, lumer dan wangi di Jerman dilengkapi bahan dalam bahasa Jerman secara lengkap

Membuat Nastar di Jerman yang super lembut, enak, kualitas premium  (tanpa butter Wisjman) mengunakan bahan-bahan yang terdapat di Eropa Halo ibu ibu sholihah, bagaimana puasanya? Semoga masih semangat mengejar pahala Romadhon ya, kali ini saya mau berbagi kebahagiaan he he, aaappppaaah? Ya saya baru saja berhasil membuat nastar premium yang banyak terdapat di Indonesia, betul banget yang baunya wangi, lembut dan nastarnya pecah banget di mulut. Hayoo bantu beri applause… oke cukup cukup.. Terima kasih terima kasih. Ini adalah sebuah prestasi besar pertama seumur saya menjabat sebagai istri, biasanya kalo kepengen beli aja ha ha, ketimbang capek ya khan? Lah sekarang… ne ne ne… hidup di Jerman ga sama seperti hidup di Indonesia say, semua tinggal klik keluar dah menu dengan berbagai harga, tinggal kantong aja yang menyesuaikan. Kalo di jerman emang ga bisa beli ya? Bisa dong… tapii mahalnya bikin ga jadi beli.  Pada awalnya saya sudah berusaha searching resep dan bahan kue kering lalu

Ketakutan saat memutuskan resign part 2

Do you agree or disagree? Itu terserah ya.. setiap org punya journeynya masing masing, aku hanya sharing sebatas apa yang aku rasakan dan aku alami setelah resign, masa adaptasi dari ibu bekerja menjadi ibu rumah tangga. Pict from instagram adkkrt. Jangan mudah mengambil kesimpulan dari cerita orang, karena rel yang kita lewati dengan rel yang orang lewati sangatlah berbeda.  Jangan pula habis baca satu sumber langsung memutuskan resign lalu malah memunculkan masalah baru lainnya. Aku pernah dengar, seorang yang bekerja di instansi riba, lalu karena mendapat ilmu tentang riba, dia langsung keluar dan memilih bisnis, bisa ditebak langsung bankrut karena ilmunya belum cukup,  akhirnya semua berantakan, harapannya setelah resign memperoleh rezeki halal yang cukup, ujungnya malah balik lagi ke instansi yang sama. Ini kejadian nyata loh. Please.. jangan bilang itu mah dia aja, kalo udah milih jalan Allah, Allah akan bantu! ya bener Allah pasti bantu, tapi ga semua proses orang lain bisa kit