Langsung ke konten utama

KIAT SUKSES MENGAJAR

Hem.. Sedikit ingin berbagi dengan teman-teman seperjuangan, tentang bagaimana kiat-kiat mengajar yang baik, sekedar informasi aja, tulisan ini saya buat bukan karna saya guru yang telah menoreh berbagai prestasi di bidang pendidikan, saya hanya guru biasa yang baru praktek mengajar setelah menamatkan kuliah tiga tahun yang lalu.  














Kawan, Mengajar adalah cita-citaku sejak kecil ingin menjadi seorang guru. Aku membuat keputusan menetapkan cita-citaku itu sejak kelas enam SD, percaya ga percaya cita-citaku itu tak berubah hingga sekarangpun saat aku telah merasakan suka dukanya menjadi guru tak sedikitpun cita-citaku bergeser. Semua ini karna seorang guru biasa yang sangat sederhana, namun di mataku amat luar biasa, jika dia yang berkata aku akan percaya 100 persen, 1000 persen malah setiap yang ia katakana aku simak, aku resapi dalam-dalam, dan aku kerjakan dalam keseharian,bahkan jika hendak melakukan sesuatu kata-kata bu surung masih terngiang jelas di telingaku. 

Begitulah ia memang telah memesona mataku Suatu hari ia masuk ke kelasku seperti biasa ia tetap wanita favorit dalam hidupku. Aku mengagumi caranya bercerita, caranya menarik perhatian kami, bahasa tubuhnya saat menjelaskan materi, pandangan matanya, emosinya, apapun yang ia bicarakan seolah hidup di dalam setiap pikiranku. Ia lah SURUNG SIBURIAN guru SD ku, yang bertanya kepada setiap muridnya satu per satu 

“apa cita-cita kalian kelak jika sudah besar? Ia menatap penuh semangat yang bergelora,
menantang mata dan hati kami murid-muridnya.

Seolah memberikan kekuatan yang besar dan memberikan jaminan bahwa kami akan berhasil sesuai dengan setiap butir impian kami, dan dari bahasa tubuhnya aku tau dia seolah berkata, ia adalah orang pertama dan terdepan yang akan mendukung kami untuk meraih impian kami. Subhanallah, cita-cita dan impian bertabur di kelas kecil kami, muridnya hanya 15 orang, sekolah kami kurang lebih mirip dengan sekolah laskar pelangi yang reot, bedanya kami lebih modern sedikit, sekolah kami juga memiliki banyak guru saat itu. 

Kesamaan yang kurasa dengan sekolah laskar pelangi adalah sama-sama memiliki guru yang luar biasa limited edition, he he jika ikal dan lintang bertemu dengan bu muslimah aku bertemu dengan bu Surung dan aku bangga memilikinya. Ternyata setiap pasang mata anak-anak lusuh yang berjumlah 15 orang tersebut mempunyai cita-cita besar, rudi teman ku yang paling big size mirip tokoh gian dalam film Doraemon, ingin menjadi polisi, Suradi yang paling langsing dan tak bersahabat dengan siapapun mirip tokoh Squidward dalam film Spongebob, memilih menjadi tentara. Ivan sepupuku si saipul anwar(senyum simpul gigi keluar) berkeinginan menjadi pilot walau tak tau apa artinya. Ahmad wijaya, Siti Julaika, Widyawati, Novi, dan lainya mempunyai cita-cita yang sama bahkan ada yang mau jadi dokter, hanya aku yang mengangkat tangan setinggi-tingginya dengan gagah berani menjawab dengan lantang, pekikku menggetarkan kelas kami yang reot, “saya ingin jadi guru seperti ibu“ Mata setengah bayanya mengembun, terharu mendengar kicauan kecilku yang mungkin tak penting bagi seluruh teman-temanku. 


Semua bangga dengan cita-cita masing-masing. Tapi bagi bu Surung kalimatku merupakan apresiasi tertinggi kinerjanya selama ini menjadi seorang guru jelas betul tergambar nasib Umar b
Bakri di wajahnya. Ia sedikit menyeka matanya dengan tangan sebelum getar suaranya memacu semangat kami kembali. 

Subhanallah.. Buatku bu Surung adalah master di bidangnya, sekedar informasi kawan, aku dan teman seangkatan di kelas kami adalah pelopor anak-anak yang melanjutkan sekolah di kampung kami. Biasanya orang tua di kampung kami hanya menamatkan anak-anaknya dari Sekolah Dasar, asal bisa baca tulis atau Bisa menghitung itu sudah cukup. Tapi bu Surung meledakkan cita-cita kami hingga kami tak ingin kalah dengan keadaan kami tetap ingin melanjutkan Sekolah. Meski yang menjadi Sarjana hanya 4 orang saja. Kini setelah ku menjadi seorang guru, ku akui sedikit banyak metode ku dalam mengajar, aku contek dari bu Surung guru SD ku itu. 

Menurut hematku, menjadi guru yang baik adalah bagaimana kekuatan emosi guru dan siswa dapat terjalin, siswa dapat leluasa mengatakan apa yang ingin ia katakan, ia ketahui, tidak ada batasan dalam belajar, namun tetap tidak meninggalkan unsur-unsur etika dan sopan-santun. Perlu kita sadari bahwa ketika proses pembelajaran berlangsung seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru terlibat. Bukan hanya fisik pikiran, perasaan, pengalaman, bahasa tubuh, dan emosi pun terlibat. Ini menunjukkan bahwa pada setiap pembelajaran, prosesnya tidak sesederhana yang kita bayangkan selama ini. Wajar saja bila pada awal pembelajaran seorang guru memasuki ruang belajar dengan wajah yang cemberut atau suram, proses pembelajaran dapat diperkirakan berlangsung dalam suasana yang menegangkan dan melelahkan. Jika kondisi sudah tercipta begini, maka Siswa tidak akan berani bertanya apalagi mengemukakan suatu pendapat yang berbeda dengan sang guru. Suasana demokrasi akan lenyap. 

Selama pembelajaran berlangsung jiwa siswa berada dalam ketidaknyamanan. Pembelajaran tidak menghasilkan apa-apa bagi siswa. Sebaliknya, ketika seorang guru memasuki ruang belajar dengan wajah ceria dan menampilkan seuntai senyuman, suasana pembelajaran akan berbeda seratus delapan puluh derajat dibanding dengan suasana pertama. Oleh guru yang kedua, rasa senang belajar akan tumbuh dalam diri siswa. Kedekatan guru dengan siswa mulai terbangun dan kaitan emosi terjalin. Setelah kaitan emosi terjalin, saatnya seorang guru mulai membawa siswa ke dunia guru. 


Apapun materi yang disajikan (konsep, teori, topik, rumus, kosakata, dan lainnya) dan dieksplorasi lebih mudah dipahami siswa. Otomatis pembelajaran melibatkan seluruh aspek kejiwaan siswa dan guru. Bila ini terjadi semua materi yang dipelajari akan dirasakan maknanya oleh siswa. Guru akan semakin berkembang wawasan dan pengalamannya melalui proses tersebut. Hal ini yang mengakibatkan anak-anak merasa tidak ada chemistry dengan mata pelajaran tertentu. 

Banyak sekali siswa yang saya Tanya apa mata pelajaran yang sulit (biasanya mereka membahasakan mata pelajaran yang di sukai dan tidak di sukai) maka meluncur lah urutan mata pelajaran tersebut dengan segenap keluh kesahnya dan berujung dengan kata-kata “gurunya ga enak menjelaskan materinya” 


 Nah, kawan.. Ternyata terlalu banyak yang harus kita ketahui dan mengevaluasi cara kita dalam mengajar, Agar saat mengajar tak tercipta suasana yang membuat kita dan siswa sama-sama tidak nyaman dan tidak menikmati suasana. Saya yakin banyak sekali metoda mengajar yang ada tak akan sukses di terapkan jika tak ada hubungan emosi yang terjalin antara guru dan siswa.



 “SELAMAT MENJADI GURU YANG BERKUALITAS”

Komentar

  1. bagus bener buk :)
    jdi keingat sewaktu lgi bljr akuntansi sma ibuk :)

    BalasHapus
  2. ha ha IPS memang slalu Ngangenin....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Uang Baru yang Sempat Viral Menggunakan Sentuhan modern dan Sulit dipalsukan

Halo teman-teman,  Pernah dengar tentang UPK 75 belum? Oke saya kasih clue sedikit ya, setuju! Tahun 2020 silam, teman-teman di media sosial pada heboh ya meng- update foto uang Rp 75.000; beberapa teman dekat saya pun melakukannya, tapi pada saat itu saya tidak tertarik untuk mengulas lebih lanjut, karena apa? Saya hanya menganggap sesuatu yang viral itu tidak harus latah untuk diikuti. Yap udah bisa menebak ya, saya sedang membicarakan apa? Ya benar saya sedang membicarakan  uang yang diproduksi khusus oleh pemerintah untuk memperingati (commemorative) peringatan kemerdekaan 75 tahun kemerdekaan Indonesia yang kemudian disingkat menjadi UPK 75. Sebagai masyarakat awam, saat itu saya memang mencari tahu sedikit informasi, mengapa pemerintah mengeluarkan uang tersebut, hanya membaca sekilas saya mengambil kesimpulan bahwa uang 75 ribu rupiah yang dikeluarkan pemerintah tersebut (lebih) untuk tujuan koleksi. Alasan saya juga diperkuat setelah melihat perilaku teman-teman yang...

Tips dan trik Liburan Nyaman Membawa Anak-Anak Saat Pandemi

Musim panas tahun ini kami memutuskan untuk pergi liburan ke Hamburg, yeaay... Senang sekali. Akhirnya setelah hampir setahun di Jerman ga bisa kemana-mana, efek Lockdown. Berhubung angka Covid-19 menurun di Jerman. Nah... Sekarang adalah waktu terbaik untuk pergi liburan.     wahana permainan dan Bianglala, Hamburg-Jerman 2021 Kami bergerak menuju selatan dari tempat kami tinggal. Yup... Kami tinggal di Göttingen. Kota yang hampir setengah dari penduduknya adalah mahasiswa, penduduk lokal sangat ramah dan hidup berdampingan dengan damai dengan para pendatang dari Negara manapun, ku duga mereka sudah terbiasa hidup dengan para pendatang, ada yang statusnya imigran karena korban perang seperti negara Suriah.  konon, Jerman memang sangat ramah dengan negara-negara Timur Tengah, mungkin karena histori masa lalu mereka sesama Blok Timur. Ini hanya sangkaan aku saja sih. Skip aja he he. Kereta Api Metronom, Hamburg-Jerman. 2021 Liburan dadakan yang kami lakukan bukan sem...

Membuat pizza enak, murah, cocok di lidah orang Indonesia dan Anti Gagal (bahan-bahan yang digunakan dalam bahasa Jerman)

Pagi.. Entah bagaimana caranya supaya sarapan pagi bisa lebih variatif, bosan banget tiap hari makan roti tawar dengan olesan marmalade, atau nuttela, atau nasi goreng. Aku yang tinggal di Jerman ini, tentu lebih pusing sedikit, sepertinya budaya Jajan dan beli sarapan pagi sudah lama aku tinggalkan, semua makanan yang di inginkan harus dibuat sendiri. Ada banyak faktor untuk tidak membeli Jajan, pertama faktor kehalalan, kedua faktor mahal, ketiga rasa yang kadang tidak  sesuai dengan lidah orang Asia. Terpaksa jadi berguru dengan cookpad dan youtube, lalu menyesuaikan dengan ingredient yang ada. Berkali-kali gagal, berkali-kali buang adonan, berkali-kali juga harus mencoba, akhirnya aku menemukan resep yang pas, cepat dibuat, bahannya simpel, dan enak. Sekarang aku mau membagi resep pizza anti gagal dan membuat dough pizza tanpa harus lama, hanya 10 menit bisa membuat pizza tuna mehl, cocok untuk sarapan pagi yang super buru buru. Mari kita coba! Bahan-bahan (ingredient) dought p...